Minggu, 27 Mei 2018

Pengertian & Jenis Literasi

Gerakan literasi sekarang ini menjadi gerakan yang ditingkatkan pada setiap lapisan masyarakat. Ya, kata ini merupakan suatu bentuk hak dari setiap orang untuk belajar di sepanjang hidupnya, dimana harapannya adalah dengan kemampuan literasi yang meningkat, kualitas hidup masyarakat juga bisa meningkat juga. Multiple Effect yang dimilikinya juga dianggap bisa membantu pembangunan yang berkelanjutan seperti pemberantasan kemiskinan, pertumbuhan penduduk, pengurangan angka kematian dan lain-lain.

Pada dasarnya, literasi bukanlah suatu istilah baru, hanya saja bagi sebagian orang, kata tersebut adalah kata-kata asing yang belum diketahui maknanya. Sebenarnya ini bukan suatu hal yang mengherankan juga, mengingat kata tersebut memang memiliki makna yang komplek dan dinamis, sementara masih banyak orang pula yang terus mendefinisikannya dengan berbagai cara serta sudut pandang.
Pengertian Literasi adalah
Secara umum, literasi adalah kemampuan individu di dalam mengolah serta memahami informasi pada saat menulis ataupun membaca. Pun demikian, kata literasi ini juga merujuk pada keterampilan bahasa yang lainnya yang meliputi pengetahuan bahasa tulis serta lisan yang sebenarnya membutuhkan serangkaian pengetahuan tentang genre, kultural dan kemampuan kognitif. Dari pengertian tersebut saja sudah bisa kita lihat bahwa literasi memiliki makna yang kompleks, namun yang menjadi dasar utama dalam pengembangan makna literasi lebih luas adalah kemampuan baca tulis seseorang.
Istilah literasi dalam bahasa latin disebut sebagai Literatus yang artinya adalah orang yang belajar, namun National Institut for Literacy sendiri menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. Education Development Center (EDC) juga turut mengeluarkan pengertian dari literasi, yaitu kemampuan individu untuk menggunakan potensi serta skill yang dimilikinya, jadi bukan hanya kemampuan baca tulis saja. Lebih lanjut lagi, UNESCO juga menjelaskan bahwa literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks dimana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya. Menurut UNESCO, pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nila-nilai budaya serta pengalaman. Kemudian, di dalam kamus online Merriam – Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara dimana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis dan juga mengenali serta memahami ide-ide secara visual.
Dari beberapa pengertian tersebut, kita kemudian tahu bahwa yang namanya literasi itu tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Kita bisa disebut sebagai orang yang memiliki kemampuan literasi bila kita sudah mendapatkan kemampuan dasar dalam berbahasa yakni membaca serta menulis, sehingga dengan demikian kita juga tahu bahwa kemampuan baca dan tulis adalah pintu pengembangan makna literasi selanjutnya.

Jenis Literasi

Sekarang ini, istilah literasi sudah mulai digunakan dalam skala yang lebih luas tetapi tetap merujuk pada kemampuan atau kompetensi dasae literasi yakni kemampuan membaca serta menulis. Intinya, hal yang paling penting dari istilah literasi adalah bebas buta aksara supaya bisa memahami semua konsep secara fungsional, sedangkan cara untuk mendapatkan kemampuan literasi ini adalah dengan melalui pendidikan. Sejauh ini, terdapat 9 macam literasi, antara lain:
  • Literasi Kesehatan
Literasi kesehatan merupakan kemampuan untuk memperoleh, mengolah serta memahami informasi dasar mengenai kesehatan serta layanan-layanan apa saja yang diperlukan di dalam membuat keputusan kesehatan yang tepat.
  • Literasi Finansial
Yang kedua adalah literasi finansial, yakni kemampuan di dalam membuat penilaian terhadap informasi serta keputusan yang efektif pada penggunaan dan juga pengelolaan uang, dimana kemampuan yang dimaksud mencakup berbagai hal yang ada kaitannya dengan bidang keuangan.
  • Literasi Digital
Literasi digital merupakan kemampuan dasar secara teknis untuk menjalankan komputer serta internet, yang ditambah dengan memahami serta mampu berpikir kritis dan juga melakukan evaluasi pada media digital dan bisa merancang konten komunikasi.
  • Literasi Data
Literasi data merupakan kemampuan untuk mendapatkan informasi dari data, lebih tepatnya kemampuan untuk memahami kompleksitas analisis data
  • Literasi Kritikal
Literasi kritikal merupakan suatu pendekatan instruksional yang menganjurkan untuk adopsi perspektif secara kritis terhadap teks, atau dengan kata lain, jenis literasi yang satu ini bisa kita pahami sebagai kemampuan untuk mendorong para pembaca supaya bisa aktif menganalisis teks dan juga mengungkapkan pesan yang menjadi dasar argumentasi teks
  • Literasi Visual
Literasi visual adalah kemampuan untuk menafsirkan, menciptakan dan menegosiasikan makna dari informasi yang berbentuk gambar visual. Literasi visual bisa juga kita artikan sebagai kemampuan dasar di dalam menginterpretasikan teks yang tertulis menjadi interpretasi dengan produk desain visual seperti video atau gambar
  • Literasi Teknologi
Literasi teknologi adalah kemampuan seseorang untuk bekerja secara independen maupun bekerjasama dengan orang lain secara efektif, penuh tanggung jaab dan tepat dengan menggunakan instrumen teknologi untuk mendapat, mengelola, kemudian mengintegrasikan, mengevaluasi, membuat serta mengkomunikasikan informasi.
  • Literasi Statistik
Literasi statistik adalah kemampuan untuk memahami statistik. Pemahaman mengenai ini memang diperlukan oleh masyarakat supaya bisa memahami materi-materi yang dipublikasikan oleh media.
  • Literasi Informasi
Literasi informasi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang di dalam mengenali kapankah suatu informasi diperlukan dan kemampuan untuk menemukan serta mengevaluasi, kemudian menggunakannya secara efektif dan mampu mengkomunikasikan informasi yang dimaksud dalam berbagai format yang jelas dan mudah dipahami.

Pentingnya Literasi

Jika dilihat dari pengertian yang sudah disebutkan sebelumnya, memang literasi hanya tampak berkaitan dengan kegiatan membaca dan menulis saja. Namun sekarang sudah berbeda, karena literasi juga mencakup pengetahuan seseorang berkomunikasi di dalam masyarakat, sehingga tidak heran bila kemudian gerakan literasi mulai digalakkan. Ya, literasi ini begitu penting di dalam kehidupan manusia apalagi manusia-manusia yang hidup di zaman yang diwarnai kecanggihan teknologi saat ini. Literasi ini sangat diperlukan dalam segala lini kehidupan manusia karena kemampuan literasi ini bisa menjadi kunci manusia untuk berproses menjadi manusia yang lebih berpengetahuan dan berperadaban.
Salah satu cara yang bisa ditempuh meningkatkan kemampuan literasi ini adalah dengan banyak membaca buku. Hanya saja yang sangat disayangkan adalah membaca tampaknya bukanlah budaya masyarakat Indonesia, mengingat masih banyak daerah di Indonesia yang minat bacanya rendah, dan alhasil kemampuan literasinya juga rendah. Setidaknya, ada berbagai hal yang menyebabkan kemampuan literasi terutama pada siswa siswi sekolah menjadi rendah, antara lain:
  • Guru memiliki minat baca yang rendah
  • Buku-buku yang bisa menarik minat baca siswa cukup sulit untuk diakses
  • Kondisi perpustakaan yang kadangkala kurang memadai
  • Minimnya buku bacaan yang tersedia
  • Kemampuan guru di dalam menerapkan pembelajaran yang berbasis literasi masih rendah
Baiklah sahabat pembaca gurudigital.id demikian tadi ulasan tentang pengertian literasi secara sederhana dan penjabaran lengkap jenis dan pentingnya literasi. Yuk tanamkan budaya literasi dari diri kita sendiri. Dan sebagai guru, kita harus menanamkan budaya literasi kepada anak didik kita disekolah melalui gerakan literasi sekolahSemangat menginspirasi!

6 dasar literasi

Akhir-akhir ini kita sering dihadapkan dengan istilah literasi. Ada Gerakan Literasi Nasional (GLN), Gerakan Literasi Sekolah (GLS), dan sebagainya. Islilah literasi hampir setiap hari bisa kita temui di media cetak atau daring. Apa sih literasi itu? 


Mendikbud (2017) menyatakan bahwa, Bangsa yang maju tidak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang banyak. Bangsa yang besar ditandai dengan masyarakatnya yang literat, yang memiliki peradaban tinggi, dan aktif memajukan masyarakat dunia. 
Keberliterasian dalam konteks ini bukan hanya masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, melainkan juga yang lebih penting, bagaimana warga bangsa memiliki kecakapan hidup agar mampu bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk menciptakan kesejahteraan dunia. Dengan kata lain, bangsa dengan budaya literasi tinggi menunjukkan kemampuan bangsa tersebut berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, komunikatif sehingga dapat memenangi persaingan global.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat. 
Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh World Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan. Berikut penjelasan singkatnya;
1. Literasi Baca Tulis
Salah satu di antara enam literasi dasar yang perlu kita kuasai adalah literasi baca-tulis. Membaca dan menulis merupakan literasi yang dikenal paling awal dalam sejarah peradaban manusia. 
Keduanya tergolong literasi fungsional dan berguna besar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki kemampuan baca-tulis, seseorang dapat menjalani hidupnya dengan kualitas yang lebih baik. Terlebih lagi di era yang semakin modern yang ditandai dengan persaingan yang ketat dan pergerakan yang cepat. Kompetensi individu sangat diperlukan agar dapat bertahan hidup dengan baik.
Membaca merupakan kunci untuk mempelajari segala ilmu pengetahuan, termasuk informasi dan petunjuk sehari-hari yang berdampak besar bagi kehidupan. Ketika menerima resep obat, dibutuhkan kemampuan untuk memahami petunjuk pemakaian yang diberikan oleh dokter. 
Jika salah, tentu akibatnya bisa fatal. Kemampuan membaca yang baik tidak sekadar bisa lancar membaca, tetapi juga bisa memahami isi teks yang dibaca. Teks yang dibaca pun tidak hanya katakata, tetapi juga bisa berupa simbol, angka, atau grafik.
2. Literasi Numerasi
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari dan (b) menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
Secara sederhana, numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, di rumah, pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat dan sebagai warga negara) dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita. 
Kemampuan ini ditunjukkan dengan kenyamanan terhadap bilangan dan cakap menggunakan keterampilan matematika secara praktis untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan ini juga merujuk pada apresiasi dan pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis, misalnya grafik, bagan, dan tabel.
3. Literasi Sains
Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains (OECD, 2016). 
National Research Council (2012) menyatakan bahwa rangkaian kompetensi ilmiah yang dibutuhkan pada literasi sains mencerminkan pandangan bahwa sains adalah ansambel dari praktik sosial dan epistemik yang umum pada semua ilmu pengetahuan, yang membingkai semua kompetensi sebagai tindakan.
4. Literasi Finansial
Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memberikan penekanan mengenai pentingnya inklusi finansial sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari literasi finansial. Pengertian inklusi finansial sendiri adalah sebuah proses yang menjamin kemudahan akses, ketersediaan, dan penggunaan sistem keuangan formal untuk semua individu.
5. Literasi Digital
Menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer.Bawden (2001) menawarkan pemahaman baru mengenai literasi digital yang berakar pada literasi komputer dan literasi informasi. 
Literasi komputer berkembang pada dekade 1980-an, ketika komputer mikro semakin luas dipergunakan, tidak saja di lingkungan bisnis, tetapi juga di masyarakat. Namun, literasi informasi baru menyebar luas pada dekade 1990-an manakala informasi semakin mudah disusun, diakses, disebarluaskan melalui teknologi informasi berjejaring. 
Dengan demikian, mengacu pada pendapat Bawden, literasi digital lebih banyak dikaitkan dengan keterampilan teknis mengakses, merangkai, memahami, dan menyebarluaskan informasi.
6. Literasi Budaya dan Kewargaan
Literasi budaya merupakan kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara. 
Dengan demikian, literasi budaya dan kewargaan merupakan kemampuan individu dan masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari suatu budaya dan bangsa.
Literasi budaya dan kewargaan menjadi hal yang penting untuk dikuasai di abad ke-21. Indonesia memiliki beragam suku bangsa, bahasa, kebiasaaan, adat istiadat, kepercayaan, dan lapisan sosial. Sebagai bagian dari dunia, Indonesia pun turut terlibat dalam kancah perkembangan dan perubahan global. Oleh karena itu, kemampuan untuk menerima dan beradaptasi, serta bersikap secara bijaksana atas keberagaman ini menjadi sesuatu yang mutlak. Salam literasi.
*) tulisan ini sudah saya unggah di gurusiana.id

#Event: Tadarus Puisi



Tadarus Puisi
Sabtu, 2 Juni 2018
Jam 16.00 Wib - Selesai
Di Alun-alun Hanggawana Slawi Kabupaten Tegal, Sebelah Timur PMI.

-Lapak Baca Pegiat Literasi Kota &  Kab.Tegal
-Pembacaan Puisi
-Buka Bersama
-Ngobrol Santai

Buku Kumpulan Puisi yang akan di Tadarusi:

-Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (Joko Pinurbo)
-Aku Ini Binatang Jalang (Chairil Anwar)

Menulis puisi bersama yang akan dipandu Oleh Bang Apas Khafasy

Mengundang seluruh teman-teman untuk berbagi rasa dan membaca puisi bersama.

Selamat menunaikan Ibadah Puasa dan Puisi.

Salam Literasi.

Kamis, 24 Mei 2018

Soft Launching TBM Bakti Membaca

Menurut info dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal (Dikbud), sebuah Taman Baca Masyarakat (TBM) akan memperoleh ijin resmi setelah 6 bulan berjalan dan mengajukan proposal ke Dinas Dikbud. "TBM adalah pergerakan swadaya dari masyarakat, jadi buktikan dulu keberadaannya di masyarakat, baru setelah itu mendapat ijin resmi dari pemerintah daerah" papar Ibu Senantiasa Haem, Kepala seksi Dinas Dikbud Kota Tegal yang membidangi pendidikan luar skeolah termasuk di dalamnya taman baca masyarakat. Beliau menambahkan bahwa ijin TBM berlaku selama 4 tahun dan bisa diperpanjang.


Mendirikan TBM itu mudah namun mempertahankannya hidup itu lebih sulit, maka dari itu diperlukan kreativitas dan dukungan aktif dari berbagai pihak, komunikasi yang intensif dalam forum taman baca masyarakat, jaringan pecinta literasi, dan keaktifan giat keilmuan dan pendidikan dari semua kalangan.

Untuk itu Soft Launching TBM Bakti Membaca ini adalah rilisnya TBM ini untuk sementara bisa digunakan operasionalnya dan tentunya masih banyak membuatuhkan berbagai masukan berupa donasi buku/ dana operasional maupun ide-ide yang akan mengalir sejalan dengan pelayanan TBM Bakti Membaca.


Rencananya, Soft launching ini akan diadakan 1 Juni 2018 bertepatan dengan Buka Puasa bersama dan santunan anak yatim. Santunan anak yatim ini berupa peralatan sekolah, al-quran, dan santuanan dana. Akan dimeriahkan juga dengan suguhan musik akustik dari musisi Esa asal Brebes yang menyumbangkan vokal dan gitarnya, juga ada tausyiah dari salah satu alumni SMA 3 Kota Tegal juga yang telah dikenal di masyarakat sebagai da'i, yaitu Habib Muhammad bin Mustofa Al Athos. Semoga ini akan menjadi awal yang baik untuk berbakti kepada masyarakat umum, khususnya warga kelurahan Kraton Kota Tegal.

Gerakan donasi buku untuk tbm bakti membaca

Taman Baca Masyarakat Bakti Membaca (TBM BM) adalah dari , oleh dan untuk masyarakat. TBM BM membuka donasi berupa buku, dan dana untuk operasionalnya. Alhamdulillah sejak dibukanya donasi, banyak berbagai pihak yang menyumbangkan bukunya, baik dari kalangan pemuda, umum, musisi, pegawai dsb. Donasi akan terus dibuka sepanjang beroperasionalnya TBM BM di Balai RW VII Kelurahan Kraton Kota Tegal. 








 



Yayasan Karya Bakti Alumni

Yayasan ini adalah terdiri dari para alumni SMA 3 Kota Tegal lulusan tahun 1999, banyak karya yang telah diwujudkan, bisa dilihat di video berikut ini:


Minggu, 20 Mei 2018

Selamat Datang di Taman Baca Masyarakat Bakti Membaca

Assalamualaikum w.w
Selamat datang kaka kaka guru semua di Taman Baca Masyarakat Bakti Membaca. Berawal dari inisiatif Yayasan Karya Bakti Alumni, sebuah Yayasan yang dimotori oleh alumni SMA3 Kota Tegal untuk mendirikan sebuah taman baca masyarakat (TBM), maka didirikanlah TBM Bakti Membaca di Balai RW VII Kelurahan Kraton Kota Tegal.



Lokasi yang sangat strategis di kelurahan Kraton ini adalah Balai RW yang telah diresmikan oleh walikota Tegal tahun 2017 sebagai Balai RW untuk kegiatan- kegiatan masyarakat. "TBM hadir disini untuk mengoptimalkan penggunaan Balai RW" papar Izul, ketua Yayasan Karya Bakti Alumni yang juga berdomisili di komplek setempat.

"Sebagai pemuda asli sini saya harus kiprah pada masyarakat sendiri dulu" tambahnya. Ke depannya TBM ini tidak hanya akan menjadi tempat yang menyediakan referensi buku yang dibutuhkan masyarakat namun akan menjadi tempat untuk berbagai acara lain yang bermanfaat untuk masyarakat. Ayo ramaikan, Ayo Membaca, Ayo berbakti, Ayo Memberi untuk menumbuhkan.